Doktrin Misionaris dan Zionis

Setiap agama mempunyai misi penyebaran agama (religion spreading). Dalam Islam disebut dengan ’dakwah’, seruan kepada orang lain agar mengambil yang baik dalam koridor Islam, melakukan kema’rufan dan mencegah kemunkaran. Tugas dakwah tidak hanya dibebankan pada seorang dai saja tapi seluruh Muslim. Tujuan dakwah Islam adalah mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil'alamin.

Misionaris

Sedangkan misionaris adalah sebutan untuk siapa saja yang mengemban tanggung jawab untuk menyebarkan Kristen. Misionaris masuk ke berbagai negara dengan tujuan untuk memperkenalkan dan memperluas penyebaran akidah Kristen. Dalam dunia Katholik mereka disebut sebagai Misionaris sedangkan di Protestan mereka disebut Zending. Tujuan dari keduanya tidaklah berbeda yakni memperbesar jumlah pengikut akidah yang mereka sebarkan.

Pedoman mereka adalah ayat Bibel, Matius 28:19, Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

Sebenarnya mudah saja menggugat keabsahan dari dasar gerakan misionaris ini. Pada ayat lain dalam Bibel, Matius 10:5-6, disebutkan, Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.

Jadi kita lihat bagaimana inkonsistensi dalam ayat-ayat Bibel hasil pengubahan tangan-tangan manusia. Pada ayat kedua dinyatakan jelas bahwa gerakan misionaris hanya terbatas pada umat Israel.

Dan pada Matius 15:24, Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Maka lebih jelas lagi bahwa ajaran Yesus adalah hanya untuk bani Israel saja. Jadi bukan untuk orang Indonesia.

Zionisme

Zionisme adalah sebuah gerakan kaum Yahudi yang tersebar di seluruh dunia untuk kembali lagi ke Zion, bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Gerakan ini baru muncul pada abad ke-19, dengan tujuan ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di tanah yang kala itu merupakan wilayah Khilafah Utsmaniah yang berpusat di Turki.

Ide zionisme ini diciptakan oleh Theodore Herzl, tahun 1896 dia mengeluarkan sebuah buku Der Judeenstaat/The Jewish State (Negara Yahudi) yang dijadikan pedoman bagi pendirian negara Yahudi.

Zionisme menggunakan ayat-ayat dalam Taurat sebagai pedoman untuk pembenaran gerakannya, mereka berusaha meyakinkan bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan Tuhan kepada mereka.

Kejadian 12:1-7, Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,... Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: "Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu." Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya.

Kejadian 15:18, Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat"

Kalaulah konsisten dengan dalil yang mereka pakai, maka perjanjian antara Abraham (Nabi Ibrahim a.s.) dan Tuhan tersebut adalah kepada KETURUNAN Nabi Ibrahim a..s, yakni Nabi Ishak a.s. dan Nabi Ismail a.s. Dari Nabi Ishak menjadi Bani Israel yang Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s. adalah termasuk di dalamnya. Dan dari Nabi Ismail a.s. adalah Rasulullah Muhammad SAW serta komunitas Arab saat ini.

Jadi ketika warga Palestina yang berdarah Arab diusir dari tanah Palestina dengan alasan mereka tidak berhak atas tanah yang ’dijanjikan Tuhan’. Maka pertanyaannya, Tuhan berjanji kepada siapa? Kepada keturunan Nabi Ibrahim a.s.

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim". (QS Al-Baqarah 124)

Sedangkan kaum Yahudi yang ada sekarang ini, bukanlah dari keturunan Nabi Ibrahim a.s. Mereka disebut Yahudi kontemporer, orang-orang yang menjadi Yahudi karena ideologis bukan karena faktor biologis (nasab). Mereka banyak datang dari Eropa dan masuk ke Palestina setelah Deklarasi Balfour 1917. Mereka inilah yang disebut Yahudi Askhenazi (Yahudi Eropa Barat). Banyak dari mereka ini yang ternyata adalah anggota FreeMason, seperti halnya Theodor Herzl.

Para Rabi Yahudi dunia seperti yang disampaikan oleh Ketua Organisasi Yahudi Anti Zionis di AS, David Wice, menolak ide zionisme dan menyatakan bahwa kebijakan Zionist Israel bertentangan dengan ajaran asli Yahudi. Namun ideologi zionisme menggunakan ayat-ayat Taurat sebagai pembenaran aksi mereka yang keji dan biadab.

ULANGAN 7:2, dan TUHAN, Allahmu, telah menyerahkan mereka kepadamu, sehingga engkau memukul mereka kalah, maka haruslah kamu menumpas mereka sama sekali. Janganlah engkau mengadakan perjanjian dengan mereka dan janganlah engkau mengasihani mereka.

Ternyata, pembantaian orang-orang Palestina adalah bagian dari dogma keyakinan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar