Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center
Konsep Trinitas dalam agama Kristen sama sekali tidak mempunyai landasan secara Biblikal. Doktrin Trinitas tidak ada dalam Perjanjian Lama, tidak ada dalam Perjanjian Baru dan orang-orang Kristen awal pun belum mengenal konsep ini. Namun umat Kristen terutama pihak gereja tetap bersikukuh dengan pembelaan-pembelaannya yang akan kita patahkan dalam pembahasan kali ini.
Pembelaan pertama, Trinitas
Charles C. Ryrie dalam buku Teologi Dasar I hal.70 menuliskan bahwa 1 Yohanes 5:7 jelas bukan bagian dari teks asli Kitab Suci. Teolog Dr. Herbert W. Amstrong memaparkan bahwa ayat ini ditambahkan ke Alkitab edisi Vulgata Latin ketika terjadi kontroversi panas antara Roma, Arius (pelopor Arianisme), dan umat Allah.
Dua teolog ternama lain, Edward Gibbon dan Richard Porson, dari penelitian mereka sama-sama sepakat bahwa ayat 1 Yohanes 5:7 baru pertama kali dimasukkan oleh Gereja ke dalam Alkitab tahun 400 Masehi (Secrets of Mount Sinai, James Bentley, hlm.30-33). Karena kuatnya bukti-bukti ‘pemalsuan’ ayat ini, maka dalam edisi-edisi Alkitab baru bahasa Inggris seperti The Revised Standart Version, The New Revised Standart Version, The New American Standart Bible, The New English Bible, The Philips Modern English Bible, dan lain-lain, para sarjana Alkitab meniadakan ayat itu dalam terjemahan mereka. Hanya King James Version yang masih mencantumkan ayat ‘palsu’ tersebut.
Pembelaan kedua, Menghidupakan Orang Mati
Petrus juga bisa menghidupkan orang mati. Hal ini terekam dalam Kisah Para Rasul 9:40,
Pembelaan ke-3, Yesus Disembah
Tapi yang perlu diperjelas di sini adalah, ‘disembah’ dalam makna apa? Ini adalah permasalahan bahasa. Apakah Yesus disembah seperti orang menyembah Allah yang sejati? Dalam bahasa Yunani, kata ‘menyembah’ yang sering dipakai itu adalah ‘proskuneo’. Proskuneo mempunyai arti ‘menyembah’ dalam makna ‘menghormat’. Kata ini juga biasa digunakan untuk orang-orang yang berkedudukan tinggi.
Sedangkan penyembahan kepada Allah sejati, kata Yunani yang digunakan adalah ‘latruo’, yang lebih bermakna menyembah dalam arti beribadah. Yesus sebagai orang yang berkedudukan tinggi, nabi Allah maka layak untuk mendapat ‘proskuneo’ dari banyak orang. Sehingga penggunaan kata ‘menyembah’ (proskuneo) yang seharusnya lebih tepat diterjemahkan sebagai ‘menghormat’ terhadap Yesus, tidak bisa dijadikan bukti bahwa Yesus adalah Allah sejati. Ini adalah masalah kesalahpahaman dalam penafsiran. Dan sebagai catatan, bahwa LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dalam menterjemahkan kata ‘proskuneo’ dan ‘latruo’ sama-sama diterjemahkan dengan kata ’menyembah’.
Pembelaan ke-4, Yesus Satu Hakikat dengan Bapa
Dan ayat-ayat setelah Yohanes 10:30 justru Yesus dengan tegas menyatakan diri bahwa kata-katanya bukanlah sebuah pengakuan bahwa dirinya adalah Allah.
Yohanes 10:36, Mengapa kalian mengatakan Aku menghujat Allah karena berkata Aku Anak Allah? Padahal Aku dipilih oleh Bapa dan diutus ke dunia.
Mengenai ayat Yohanes 10:30, John Calvin seorang tokoh Kristen penganut Trinitas, dalam buku Commentary on the Gospel According to John berkata: “orang-orang zaman dulu menyalahgunakan ayat ini untuk membuktikan bahwa Kristus adalah dari zat yang sama dengan sang Bapa”.
Pembelaan ke-5, Tomas Menyebut Yesus Tuhan
"Kalau saya belum melihat bekas paku pada tangan-Nya, belum menaruh jari saya pada bekas-bekas luka paku itu dan belum menaruh tangan saya pada lambung-Nya, sekali-kali saya tidak mau percaya." (Yohanes 20:25)
Dari kisah Bibel ini bisa dipahami bahwa Tomas dan murid-murid yang lain yakin betul Yesus telah benar-benar mati ketika disalib. Murid-murid yang lain percaya Yesus bangkit, tetapi Tomas tidak percaya. Nah, sebagai orang yang kenal betul tentang siapa Yesus, dan seandainya Tomas dan murid-murid telah mengenal Yesus sebagai Allah sejati, tentunya mereka tidak perlu cemas atau tidak percaya tentang kebangkitan Yesus.
Jika Tomas mengenal Yesus sebagai Allah sejati, maka dia tidak akan ragu apakah Yesus bangkit atau tidak, karena mereka dan orang-orang Yahudi paham betul bahwa ALLAH SEJATI TIDAK BISA MATI! Karena tidak bisa mati ya jelas tidak perlu bangkit dari kematian. Keraguan Tomas ‘apakah Yesus bangkit atau tidak’ justru hal itu jelas sekali membuktikan bahwa Tomas telah mengenal Yesus sebagai BUKAN ALLAH SEJATI, alias hanya seorang Nabi, manusia biasa.
Selanjutnya, mari kita perhatikan konteks ayat Yohanes 20:28 itu. Dalam keadaan tidak percaya pada kabar berita kebangkitan Yesus, tiba-tiba Tomas melihat di depan mata kepalanya sendiri bahwa Yesus benar-benar bangkit sehingga seketika Tomas menjadi terkejut dan berseru "Ya Tuhan dan Allahku!”. Saat orang terkejut melihat tsunami yang sangat dahsyat, orang itu berkata “Ya Tuhan dan Allahku!” bukan berarti gelombang tsunami itu adalah Tuhan atau Allahnya, bukan? Ucapan “Ya Tuhan dan Allahku!” itu adalah sebuah ekspresi keterkejutan.
Pembelaan ke-6, Yesus Menciptakan Alam Semesta?
Apa yang diperbuat Yesus tidaklah berasal dari kuasanya sendiri, tapi Yesus TELAH DIBERI KUASA oleh Allah-nya. Hal ini tertulis sangat jelas dalam Matius 28:18.
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku [kepada Yesus] telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi"
Maka makin jelaslah bahwa ayat-ayat dalam Bibel tidak pernah menyebut bahwa Yesus adalah Allah. Justru ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah manusia, mahluk ciptaan bukan sang pencipta.
Konsep Trinitas dalam agama Kristen sama sekali tidak mempunyai landasan secara Biblikal. Doktrin Trinitas tidak ada dalam Perjanjian Lama, tidak ada dalam Perjanjian Baru dan orang-orang Kristen awal pun belum mengenal konsep ini. Namun umat Kristen terutama pihak gereja tetap bersikukuh dengan pembelaan-pembelaannya yang akan kita patahkan dalam pembahasan kali ini.
Pembelaan pertama, Trinitas
- Kalau Allah itu bukan tiga pribadi dalam satu hakikat (trinitas), mengapa ada tertulis di AlKitab: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam surga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.”
Charles C. Ryrie dalam buku Teologi Dasar I hal.70 menuliskan bahwa 1 Yohanes 5:7 jelas bukan bagian dari teks asli Kitab Suci. Teolog Dr. Herbert W. Amstrong memaparkan bahwa ayat ini ditambahkan ke Alkitab edisi Vulgata Latin ketika terjadi kontroversi panas antara Roma, Arius (pelopor Arianisme), dan umat Allah.
Dua teolog ternama lain, Edward Gibbon dan Richard Porson, dari penelitian mereka sama-sama sepakat bahwa ayat 1 Yohanes 5:7 baru pertama kali dimasukkan oleh Gereja ke dalam Alkitab tahun 400 Masehi (Secrets of Mount Sinai, James Bentley, hlm.30-33). Karena kuatnya bukti-bukti ‘pemalsuan’ ayat ini, maka dalam edisi-edisi Alkitab baru bahasa Inggris seperti The Revised Standart Version, The New Revised Standart Version, The New American Standart Bible, The New English Bible, The Philips Modern English Bible, dan lain-lain, para sarjana Alkitab meniadakan ayat itu dalam terjemahan mereka. Hanya King James Version yang masih mencantumkan ayat ‘palsu’ tersebut.
Pembelaan kedua, Menghidupakan Orang Mati
- Kalau Yesus itu bukan Allah sejati, mengapa Al Kitab mencatat bahwa dia berkuasa menghidupkan orang mati, mengampuni dosa manusia, dan membuat berbagai mujizat yang dahsyat?
Petrus juga bisa menghidupkan orang mati. Hal ini terekam dalam Kisah Para Rasul 9:40,
Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.Demikian juga Elisa, mayat-mayat yang kena tulang-tulangnya bisa hidup kembali, 2 Raja 13:20-21,
Sesudah itu matilah Elisa, lalu ia dikuburkan. Adapun gerombolan Moab sering memasuki negeri itu pada pergantian tahun. Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri.Jika Yesus ‘sakti’ saat masih hidup, sedangkan Elisa ‘sakti’ ketika ia sudah menjadi tulang-belulang alias mati. Nah? Siapa yang lebih hebat? Kalau perbuatan Yesus dikatakan ajaib, maka tampaknya Elisa lebih ajaib ketimbang Yesus. Yesus bisa menyembuhkan orang buta, Elisa juga bisa, 2 Raja 6:17, 20.
Pembelaan ke-3, Yesus Disembah
- Mengapa Al Kitab mencatat berulang-ulang kali bahwa Yesus disembah? Bukankah hanya Allah saja yang patut disembah?
Tapi yang perlu diperjelas di sini adalah, ‘disembah’ dalam makna apa? Ini adalah permasalahan bahasa. Apakah Yesus disembah seperti orang menyembah Allah yang sejati? Dalam bahasa Yunani, kata ‘menyembah’ yang sering dipakai itu adalah ‘proskuneo’. Proskuneo mempunyai arti ‘menyembah’ dalam makna ‘menghormat’. Kata ini juga biasa digunakan untuk orang-orang yang berkedudukan tinggi.
Sedangkan penyembahan kepada Allah sejati, kata Yunani yang digunakan adalah ‘latruo’, yang lebih bermakna menyembah dalam arti beribadah. Yesus sebagai orang yang berkedudukan tinggi, nabi Allah maka layak untuk mendapat ‘proskuneo’ dari banyak orang. Sehingga penggunaan kata ‘menyembah’ (proskuneo) yang seharusnya lebih tepat diterjemahkan sebagai ‘menghormat’ terhadap Yesus, tidak bisa dijadikan bukti bahwa Yesus adalah Allah sejati. Ini adalah masalah kesalahpahaman dalam penafsiran. Dan sebagai catatan, bahwa LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dalam menterjemahkan kata ‘proskuneo’ dan ‘latruo’ sama-sama diterjemahkan dengan kata ’menyembah’.
Pembelaan ke-4, Yesus Satu Hakikat dengan Bapa
- Dalam Yohanes 10:30, di ayat ini Yesus berkata “Aku dan Bapa adalah satu”. Satu artinya satu hakikat, berarti Yesus itu ya Allah sejati karena satu hakikat dengan Bapa.
Dan ayat-ayat setelah Yohanes 10:30 justru Yesus dengan tegas menyatakan diri bahwa kata-katanya bukanlah sebuah pengakuan bahwa dirinya adalah Allah.
Yohanes 10:36, Mengapa kalian mengatakan Aku menghujat Allah karena berkata Aku Anak Allah? Padahal Aku dipilih oleh Bapa dan diutus ke dunia.
Mengenai ayat Yohanes 10:30, John Calvin seorang tokoh Kristen penganut Trinitas, dalam buku Commentary on the Gospel According to John berkata: “orang-orang zaman dulu menyalahgunakan ayat ini untuk membuktikan bahwa Kristus adalah dari zat yang sama dengan sang Bapa”.
Pembelaan ke-5, Tomas Menyebut Yesus Tuhan
- Kalau Yesus bukanlah Allah, mengapa Tomas sebagai murid Yesus berkata: “Ya Tuhan dan Allahku!”?
"Kalau saya belum melihat bekas paku pada tangan-Nya, belum menaruh jari saya pada bekas-bekas luka paku itu dan belum menaruh tangan saya pada lambung-Nya, sekali-kali saya tidak mau percaya." (Yohanes 20:25)
Dari kisah Bibel ini bisa dipahami bahwa Tomas dan murid-murid yang lain yakin betul Yesus telah benar-benar mati ketika disalib. Murid-murid yang lain percaya Yesus bangkit, tetapi Tomas tidak percaya. Nah, sebagai orang yang kenal betul tentang siapa Yesus, dan seandainya Tomas dan murid-murid telah mengenal Yesus sebagai Allah sejati, tentunya mereka tidak perlu cemas atau tidak percaya tentang kebangkitan Yesus.
Jika Tomas mengenal Yesus sebagai Allah sejati, maka dia tidak akan ragu apakah Yesus bangkit atau tidak, karena mereka dan orang-orang Yahudi paham betul bahwa ALLAH SEJATI TIDAK BISA MATI! Karena tidak bisa mati ya jelas tidak perlu bangkit dari kematian. Keraguan Tomas ‘apakah Yesus bangkit atau tidak’ justru hal itu jelas sekali membuktikan bahwa Tomas telah mengenal Yesus sebagai BUKAN ALLAH SEJATI, alias hanya seorang Nabi, manusia biasa.
Selanjutnya, mari kita perhatikan konteks ayat Yohanes 20:28 itu. Dalam keadaan tidak percaya pada kabar berita kebangkitan Yesus, tiba-tiba Tomas melihat di depan mata kepalanya sendiri bahwa Yesus benar-benar bangkit sehingga seketika Tomas menjadi terkejut dan berseru "Ya Tuhan dan Allahku!”. Saat orang terkejut melihat tsunami yang sangat dahsyat, orang itu berkata “Ya Tuhan dan Allahku!” bukan berarti gelombang tsunami itu adalah Tuhan atau Allahnya, bukan? Ucapan “Ya Tuhan dan Allahku!” itu adalah sebuah ekspresi keterkejutan.
Pembelaan ke-6, Yesus Menciptakan Alam Semesta?
- Dalam Ibrani 1:2, Kolose 1:16 dan Yohanes 1:3 disebutkan peran-peran Yesus sebagai pencipta, bukankah itu berarti Yesus adalah Allah sejati?
Apa yang diperbuat Yesus tidaklah berasal dari kuasanya sendiri, tapi Yesus TELAH DIBERI KUASA oleh Allah-nya. Hal ini tertulis sangat jelas dalam Matius 28:18.
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku [kepada Yesus] telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi"
Maka makin jelaslah bahwa ayat-ayat dalam Bibel tidak pernah menyebut bahwa Yesus adalah Allah. Justru ayat-ayat tersebut membuktikan bahwa Yesus adalah manusia, mahluk ciptaan bukan sang pencipta.
Bet365: Baccarat, Poker and Roulette - FBCASINO
BalasHapusBet365 Poker 카지노사이트 Room — Bet365 Poker Room features 제왕 카지노 online poker tournaments from 바카라사이트 multiple states and the UK & Ireland, Ireland and the Caribbean.