Konsep NABI Menurut Kristen

Para nabi, Luth a.s., Ya’kub a.s., Musa a.s., Harun a.s., Daud a.s., Sulaiman a.s. dan Ayub a.s. adalah manusia-manusia mulia yang terpilih Allah s.w.t. untuk menjadi utusan-Nya juga nama-namanya tersebut di dalam Alquran dan Bibel.

Percaya kepada para nabi ini adalah bagian dari Rukun Iman dalam Islam. Muslim sangat menghormati mereka, percaya pada kebenaran mereka dan akhlak moralitas mereka sangat tinggi. Di dalam Alquran para nabi mendapat banyak pujian. Namun di dalam Bibel mereka dituduh melakukan dosa-dosa besar, seperti penipuan, perzinaan, inses, pengkhianatan, menyembah berhala dan penghujatan.

Muslim manapun pasti akan terkejut pada tuduhan palsu terhadap para nabi ini. Jika orang normal saja tidak melakukan perbuatan-perbuatan nista semacam ini, apakah mungkin para nabi melakukan hal itu?!! Apa saja tuduhan tersebut, akan kita bahas dalam rubrik ini secara bersambung.

Para nabi adalah manusia-manusia yang senantiasa dibimbing oleh Allah SWT. Mungkinkah nabi memerintahkan umatnya untuk menyembah Allah saja, sementara hatinya memuliakan tuhan/dewa/sesembahan lain? Mungkinkah seorang nabi memerintahkan umatnya untuk berbuat baik dan benar dan menjauhi perbuatan-perbuatan buruk dan salah, sementara ia melakukan dosa besar? Ini benar-benar tak terbayangkan!

Menuduh para nabi melakukan dosa-dosa besar merupakan penghinaan langsung kepada Allah. Karena Allah-lah yang memilih dan mempersiapkan mereka untuk menyampaikan pesan-pesanNya dan menjadi pemandu bagi umat manusia untuk mengetahui cara yang benar dalam keyakinan, ibadah dan berperilaku.

Sungguh, hati umat Islam akan meluap dengan kesedihan jika mengetahui bahwa Taurat, kitab Allah yang diturunkan sebagai cahaya dan bimbingan, telah berubah menjadi sebuah buku penuh dengan cerita palsu dan tuduhan kepada para utusan Allah.

Berikut kisah-kisah tentang para Nabiyullah yang diceritakan dalam Bibel, kitab ‘suci’ umat Kristen.

Nabi Musa a.s. & Nabi Harun a.s. menurut Bibel
Pada hari itulah juga TUHAN berfirman kepada Musa: Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya, kemudian engkau akan mati di atas gunung yang akan kaunaiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusanKu di tengah-tengah orang Israel. (Ulangan 32:48-51)

Lalu seluruh bangsa itu menanggalkan anting-anting emas yang ada pada telinga mereka dan membawanya kepada Harun. Diterimanyalah itu dari tangan mereka, dibentuknya dengan pahat, dan dibuatnyalah dari padanya anak lembu tuangan. Kemudian berkatalah mereka: "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!" (Keluaran 32:3-4)
Di ayat diatas dikatakan bahwa Nabi Musa AS tidak menghormati kekudusan (kesucian) Allah dihadapan umatnya. Bagaimana mungkin? Justru Nabi Musa AS adalah seorang yang terpilih dan selalu bermunajat kepada Allah SWT.

Dan tentang Nabi Harun AS, di ayat di atas beliau dituduh sebagai pelaku pembuat patung sapi dan menganjurkan umatnya untuk menyembah patung sapi. Padahal si-pembuat patung sapi itu adalah Samiri. Mari kita bandingkan dengan informasi dari Al-Qur’an.

Nabi Musa a.s. & Nabi Harun a.s. menurut Alquran
Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka), kisah Musa di dalam Al Kitab (Alquran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang dipilih dan seorang rasul dan nabi. Dan Kami telah memanggilnya dari sebelah kanan gunung Thur dan Kami telah mendekatkannya kepada Kami di waktu dia munajat (kepada Kami). (QS Maryam (19):51-52)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah. (QS Al-Ahzab (33):69)

Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan ta'atilah perintahku". (QS, Thahaa (20):90,91)

Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas. Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus.Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian; (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun".Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik. Sesungguhnya keduanya termasuk hamba-hamba Kami yang beriman. (Al-Qur’an, surah Ash Shaaffaat (37):117-122)

Nabi Luth a.s. menurut Bibel

Pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu masuklah yang lebih tua untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Keesokan harinya berkatalah kakaknya kepada adiknya: "Tadi malam aku telah tidur dengan ayah; baiklah malam ini juga kita beri dia minum anggur masuklah engkau untuk tidur dengan dia, supaya kita menyambung keturunan dari ayah kita."

Demikianlah juga pada malam itu mereka memberi ayah mereka minum anggur, lalu bangunlah yang lebih muda untuk tidur dengan ayahnya; dan ayahnya itu tidak mengetahui ketika anaknya itu tidur dan ketika ia bangun. Lalu mengandunglah kedua anak Lot itu dari ayah mereka. (Kejadian 19:33-36)

Siapapun Muslim yang membaca ini pasti juga akan terkejut seperti kami pertama kali membaca ayat ini. Bagaimana mungkin seorang ‘nabi’, manusia pilihan Allah bisa melakukan perbuatan keji, hubungan sedarah (inses) bahkan dengan anak kandungnya sendiri? Ini merupakan fitnah yang luar biasa kejam.

Coba kita simak yang disampaikan oleh Alquran, justru kita akan dapati dalam Alquran, bahwa Nabi Luth As adalah seorang yang mulia, tinggi derajatnya, shalih, yang sangat jauh dari perbuatan-perbuatan nista manusia pada umumnya di masanya. Beliau memperoleh hikmah dan ilmu dari Allah SWT, dan Allah menyelamatkannya dari perbuatan keji. Yang jahat dan fasik adalah umatnya sendiri. Dan kita baru simak di atas, perbuatan keji umatnya tersebut malah dituduhkan kepada Nabi Luth As.

Nabi Luth a.s. menurut Alquran
Dan Ismail, Alyasa', Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya). (QS Al-An’am (6): 86)

Dan kepada Luth, Kami telah berikan hikmah dan ilmu, dan telah Kami selamatkan dia dari (azab yang telah menimpa penduduk) kota yang mengerjakan perbuatan keji. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang jahat lagi fasik, Dan Kami masukkan dia ke dalam rahmat Kami; karena sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang shalih. (QS Al-Anbiyaa (21): 74-75)
Nabi Sulaiman a.s. dan Nabi Daud a.s. menurut Bibel

Sebab pada waktu Salomo sudah tua, istri-istrinya itu mencondongkan hatinya kepada Allah-Allah lain, sehingga ia tidak dengan sepenuh hati berpaut kepada TUHAN, ilahnya, seperti Daud, ayahnya. Demikianlah Salomo mengikuti Asytoret, dewi orang Sidon, dan mengikuti Milkom, dewa kejijikan sembahan orang Amon, dan Salomo melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, dan ia tidak dengan sepenuh hati mengikuti TUHAN, seperti Daud, ayahnya. Pada waktu itu Salomo mendirikan bukit pengorbanan bagi Kamos, dewa kejijikan sembahan orang Moab, di gunung di sebelah timur Yerusalem dan bagi Molokh, dewa kejijikan sembahan bani Amon. (1 Raja-raja 11:4-7)

Nabi Sulaiman As dan Nabi Daud As, dalam Bibel dituduh berbuat syirik dengan menyembah Asytoret dewi orang Sidon, Milkom dewa kejijikan sembahan orang Amon, Kamos dewa kejijikan sembahan orang Moab, dewa Molokh dewa kejijikan sembahan bani Amon? Apakah bisa dipercaya?

Bagaimana mungkin Nabi Sulaiman As, yang dalam Alquran Allah SWT menyebut beliau sebagai sebaik-baik hamba, amat taat kepada Allah tapi menyembah empat dewa. Dan lucunya lagi, hampir semuanya, tiga dari empat dewa tersebut adalah dewa kejijikan. Ini sangat berlebihan. Mungkin dari pada disebut fitnah, lebih tepat disebut sebagai ‘bualan’.

Dan yang luar biasa kita dapati dari Alquran, ketika di ayat Bibel tuduhan/fitnah ditujukan kepada Nabi Sulaiman As dan Nabi Daud As bersamaan dalam satu kalimat (‘seperti Daud, ayahnya’), maka di Alquran pun Allah SWT membantah fitnah keji itu.

Alquran membantah semua tuduhan tangan-tangan keji yang mengubah-ubah isi kitab tentang Nabi Sulaiman As dan Nabi Daud As.

Nabi Sulaiman a.s. dan Nabi Daud a.s. menurut Alquran
Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik- baik hamba. Sesungguhnya dia amat ta'at (kepada Tuhannya) (QS Shaad (38):30)

Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hambanya yang beriman". (QS An Naml (27): 15) 
Maha Suci Allah dengan segala firmanNya. Allah yang memilih dan mempersiapkan para nabi untuk menyampaikan pesan-pesanNya dan menjadi pemandu bagi umat manusia untuk mengetahui cara yang benar dalam keyakinan, ibadah dan berperilaku, namun pembawa pesan tersebut justru di fitnah dengan kisah-kisah penuh kebohongan dan bualan.

Nabi Ya’kub a.s. menurut Bibel

Kata Yakub kepada ayahnya: "Akulah Esau, anak sulungmu. Telah kulakukan, seperti yang bapa katakan kepadaku. Bangunlah, duduklah dan makanlah daging buruan masakanku ini, agar bapa memberkati aku." ...Lalu kata Ishak kepada Yakub: "Datanglah mendekat, anakku, supaya aku meraba engkau, apakah engkau ini anakku Esau atau bukan."

Maka Yakub mendekati Ishak, ayahnya, dan ayahnya itu merabanya serta berkata: "Kalau suara, suara Yakub; kalau tangan, tangan Esau." Jadi Ishak tidak mengenal dia, karena tangannya berbulu seperti tangan Esau, kakaknya. Ishak hendak memberkati dia, tetapi ia masih bertanya: "Benarkah engkau ini anakku Esau?" Jawabnya: "Ya! .... Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu.

Ia juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya. Katanya kepada ayahnya: "Bapa, bangunlah dan makan daging buruan masakan anakmu, agar engkau memberkati aku." Tetapi kata Ishak, ayahnya, kepadanya: "Siapakah engkau ini?" Sahutnya: "Akulah anakmu, anak sulungmu, Esau." Lalu terkejutlah Ishak dengan sangat serta berkata: "Siapakah gerangan dia, yang memburu binatang itu dan yang telah membawanya kepadaku? Aku telah memakan semuanya, sebelum engkau datang, dan telah memberkati dia; dan dia akan tetap orang yang diberkati." Sesudah Esau mendengar perkataan ayahnya itu, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya serta berkata kepada ayahnya: "Berkatilah aku ini juga, ya bapa!"

Jawab ayahnya: "Adikmu telah datang dengan tipu daya dan telah merampas berkat yang untukmu itu." Kata Esau: "Bukankah tepat namanya Yakub, karena ia telah dua kali menipu aku. Hak kesulunganku telah dirampasnya, dan sekarang dirampasnya pula berkat yang untukku." Lalu katanya: "Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?" (Kejadian 27:19-36)

Sengaja saya mengutip ayat yang cukup panjang untuk menjelaskan kisah tentang Nabi Ishak AS dan anak-anaknya, yakni yang dalam Bibel disebut Esau dan Ya’kub. Ya’kub di sini yang dimaksudkan adalah Nabi Ya’kub AS. Ayat Bibel di atas menceritakan tentang Nabi Ya’kub AS yang menipu ayahnya yakni Nabi Ishak AS agar mendapatkan berkat sebagai anak sulung.

Apakah pantas seorang ‘nabi’ manusia pilihan Allah, manusia teladan memiliki akhlak tercela sebagaimana yang disampaikan dalam Bibel?
TUHAN mempunyai perbantahan dengan Yehuda, Ia akan menghukum Yakub sesuai dengan tingkah lakunya, dan akan memberi balasan kepadanya sesuai dengan perbuatan-perbuatannya. Di dalam kandungan ia menipu saudaranya, dan dalam kegagahannya ia bergumul dengan Allah. Ia bergumul dengan Malaikat dan menang; ia menangis dan memohon belas kasihan kepada-Nya. Di Betel ia bertemu dengan Dia, dan di sanalah Dia berfirman kepadanya. (Hosea 12:2-4)
Menurut Bibel, Nabi Ya’kub AS tidak hanya seorang penipu, tapi juga suka berbantah dengan tuhan, bergumul atau berkelahi dengan tuhan, dengan malaikat bahkan sampai menang!!.

Nabi Ya’kub a.s. menurut Alquran

Bagaimana sesungguhnya Nabi Ya’kub AS? Demikian yang dinformasikan Alquran:
Dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim) lshak dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami). Dan masing-masingnya Kami jadikan orang-orang yang shalih. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah, (Terjemah Alquran, surah Al-Anbiyaa (21):72,73)

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq dan Ya'qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi. Sesungguhnya Kami telah mensucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (Terjemah Al-Qur’an, surah Shaad (38): 45-47)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar