Bibel Bebas dari Kesalahan?

Hj Irena Handono, Pakar Kristologi, Pendiri Irena Center

Di edisi yang lalu saya telah membahas tentang infallibility atau infalibilitas yang secara makna bahasa berarti lepas dari kesalahan. Atau terkadang mereka mengistilahkan dengan ‘kemaksuman’, namun ini juga tidak tepat. Infalibilitas adalah sebuah doktrin gereja yang menyatakan sesuatu tidak mungkin melakukan kesalahan.

Di kalangan Katolik, doktrin ini dimiliki oleh Paus sebagai pemimpin spiritual tertinggi umat Katolik. Sedangkan di kalangan Gereja Protestan doktrin ini dikenakan pada Alkitab, atau disebut dengan Infalibilitas Alkitab, yang mempunyai makna, bahwa ayat-ayat Alkitab tidak mungkin salah. Ayat-ayat Alkitab adalah merupakan wahyu tuhan yang tidak mungkin memiliki kesalahan.

Padahal kenyataannya, dalam Bibel yang terdiri atas Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama, banyak sekali kontradiksi ayat satu dengan ayat yang lain. Ayat-ayat yang irasional, sadisme, teror bahkan pornografi. Banyak buku yang telah membahas tentang perihal kontradiksi ini sehingga gereja pun mengambil langkah untuk menyelamatkan iman Kristen. Dan caranya adalah dengan menciptakan metode tafsir hermeneutika.

Metode hermeneutika justru ingin menggiring pada ’ke-inerensia-an Bibel yang artinya bahwa Bibel itu tidak bercacat dan kebenarannya sempurna. Meskipun dalam Bibel terdapat kalimat-kalimat sadis, teror bahkan pornografi, maka itu adalah anggapan pembaca saat ini, sedangkan dahulu tidak demikian, sehingga pembaca saat ini harus mafhum apa adanya. Dengan belajar Hermeneutik seseorang digiring untuk mengakui bahwa Alkitab adalah sebuah kitab suci yang kebenarannya mutlak. Ini adalah metode tafsir yang semata-mata untuk melindungi kecacatan dalam Bibel.

Berikut beberapa kata-kata kekerasan/teror yang terdapat dalam Bibel:
  • Kata 'bunuh' disebut dalam Bibel sebanyak 607 kali. Dan kata 'bunuhlah' sebanyak 13 kali.
  • Kata 'perang' disebut 458 kali, dan kata 'berperanglah' sebanyak 12 kali.
Mereka selalu mengampanyekan diri bahwa Kristen adalah agama cinta kasih. Dan menuduh Islam sebagai agama perang. Lalu bagaimana dengan Bibel kitab suci mereka?
  • Kata 'lenyap' sebanyak 291 kali, dan kata 'lenyapkan' sebanyak 63 kali dan 'lenyapkanlah' sebanyak 2 kali.
  • Kata 'musnah' disebut 165 kali, dan kata 'musnahkan' sebanyak 26 kali, 'musnahkanlah' sebanyak 2 kali.
  • Kata 'remuk' sebanyak 81 kali, dan kata 'remukkan' sebanyak 65 kali dan 'remukkanlah' sebanyak 1 kali.
  • Kata 'binasa' sebanyak 407 kali dan kata 'binasakan' sebanyak 12 kali, kata 'binasakanlah' sebanyak 4 kali.
  • Kata 'penggal' sebanyak 16 kali dan 'penggallah' sebanyak 6 kali.
  • Kata 'cungkil' sebanyak 6 kali dan 'cungkillah' sebanyk 3 kali.
  • Kata 'tikam' sebanyak 24 kali dan 'tikamlah' sebanyak 2 kali.
Yeremia 49:28, Mengenai Kedar dan mengenai kerajaan-kerajaan Hazor yang dipukul kalah oleh Nebukadnezar, raja Babel. Beginilah firman TUHAN: "Bersiaplah, majulah melawan Kedar, binasakanlah orang-orang di sebelah timur!

Apakah benar ini wahyu tuhan? Tuhan memerintahkan ‘membinasakan’?

Mutilasi dalam dunia kedokteran mempunyai arti memotong-potong anggota tubuh manusia. Dan dalam dunia kriminal, ini adalah tindakan pembunuhan yang sangat sadis. Namun ayat-ayat tentang praktek mutilasi ini justru ada dalam kitab ‘suci’ umat Kristen. Demikian bunyinya,

Hakim-hakim 19:29, Sesampai di rumah, diambilnyalah pisau, dipegangnyalah mayat gundiknya, dipotong-potongnya menurut tulang-tulangnya menjadi dua belas potongan, lalu dikirimnya ke seluruh daerah orang Israel

Dan bahkan kata 'perkosa' sebanyak 20 kali, dan kata 'perkosalah' sebanyak 1 kali. Apakah ada firman tuhan yang memerintahkan untuk memperkosa?? Di dalam Bibel, ada.

Hakim-hakim 19:24, Tetapi ada anakku perempuan, yang masih perawan, dan juga gundik orang itu, baiklah kubawa keduanya ke luar; perkosalah mereka dan perbuatlah dengan mereka apa yang kamu pandang baik, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda.

Jika dikatakan Bibel adalah wahyu tuhan, sebagaimana Alquran adalah 100 persen wahyu Allah SWT kepada Rasulullah Muhammad SAW, maka apakah mungkin tuhan mengajarkan atau menginspirasikan tindakan mutilasi, perkosaan dan tindakan-tindakan sadis lainnya? Tentu saja tidak. Inilah bukti-bukti bahwa Bibel adalah karya tangan-tangan manusia.[]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar